Cari

21 Oktober 2017

Cerita Bersambung Part 10

Eps. 10 : Valentine untuk Elena, Louis, dan Belda

Perayaan Valentine telah siap. Semua murid dengan gembira merayakan dan mengikuti susunan acara. Semua wajah memperlihatkan senyum yang indah. Kecuali Elena dan Belda. Mereka masih saling diam, tak mengucap sapa bahkan tak saling menghadap.

Perang dingin berlangsung hingga acara terakhir. Tak ada satupun dari mereka yang saling menghampiri. Hingga,...

Host : “Baiklah, para hadirin sekalian. Kita telah sampai di penghujung acara hari ini. Maka dari itu, kami para OSIS telah mempersiapkan hiburan yang telah kalian tunggu-tunggu. Yang kalian semua pasti akan suka. Kalau begitu buat apa kita menunggu lagi. Mari kita sambut, Louis dari kelas IPA!”

Louis naik ke atas panggung dengan sorakan para penonton. Ia duduk di tengah panggung dengan sebuah gitar. Kemudian ia mengambil ancang-ancang dan mulai bernyanyi.

Louis : “Girl your heart, girl your face is so different from them others. I say, you're the only one that I'll adore ... (Reff)Oh baby I'll take you to the sky. Forever you and I, you and I ... I'll say, you're the only one that I've waited for. And I want you to be mine. (Reff)....”

Elena : Ini? Lagu kesukaanku! Sebuah kebetulan yang menyenangkan. Disaat hati gundah begini dengar lagu kesukaan jadi tenang. Untuk sementara santai dulu, deh.

Setelah Louis selesai menyanyi, ia turun dari panggung dan menuju tempat duduk. Tapi bukan ke tempat duduknya, melainkan ke tempat di mana Elena duduk. Ia menghampiri Elena dan berdiri di depannya. Tentu Elena kaget dan bingung. Kemudian Louis meletakkan gitarnya dan berlutut pada Elena. Itu membuat Elena salting. Arah matanya tak tentu pada kerumunan orang di sekitarnya, sampai ia melihat Belda mengangguk di sela-sela kerumunan. Tanpa sadar, ia pun mengikuti anggukan Belda. Semua orang di tempat itu bersorak dengan kencang.

Setelah semuanya pulang, Elena mencari Belda dengan harapan mendapat penjelasan yang lebih pasti. Ia menemukan Belda di depan gerbang sekolah.

Elena : “Bel!”

Belda : “Iya? Ada apa?”

Elena : “Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa Louis, dia, em... itu... kenapa ke gw?”

Belda : “Ini yang ingin gw katakan sama lu. Louis memang benar nolak gw, tapi dia tidak risih dengan kehadiran gw. Malahan dia minta bantuan gw.”

Elena : “Bantuan? Bantuan apa? Gw gak ngerti.”

Belda : “Kalo lu mau tahu, ini harus diceritakan dari pembicaraan 4 mata waktu itu. Jadi sebenernya.....”

Elena mendengarkan dengan saksama. Ia tak ingin melupakan 1 katapun agar tak ada kesalah pahaman lagi.

Elena : “ Oohh... jadi begitu. Sekarang gw ngerti. Dan... sorry,ya, gw sudah marah besar sama lu. Main ambil kesimpulan sendiri gara-gara liat kalian di lapangan.”

Belda : “Oh, di lapangan itu. Perlu gw ceritakan lagi apa yang kami bicarakan?”

Elena : “Gak, gak usah. Gw percaya sama lu. Gw aja yang terlalu terburu-buru mengambil kesimpulan.”

Kemudian Louis datang dari belakang sambil membawa tas Elena dan merangkulnya.

Louis : “Memangnya kenapa kalau diceritakan? Jika kami ceritakan semuanya pada lu bukan berarti lu yang gak percayaan. Itu cuma buat menghilangkan kesalah pahaman di antara kita. BTW, ini tas lu sudah gw beresin.”

Elena : “Eh... buat apa repot-repot? Aku bisa beresin sendiri.”

Louis : “Tidak repot. Tadi awalnya, gw mau ajak lu barengan ke kelas. Tapi ternyata lu lagi sibuk bicara sama Belda. Jadi kupikir apa salahnya gw beresin tas lu.”

Elena : “Maaf merepotkan.”

Louis : “Sudah, sudah. Ayo, pulang. Sudah sore ini. Belda, ayo, lu juga ikut.”

Belda : “Iya, dan jangan lupa akan janji lu, ingat!”

Louis : “Hah?! Berlaku?”

Belda : “Iya, dong. Lu sudah janji! 2 kali lipat malah.”

Elena : “Janji apa? Apa itu penting?”

Belda : “Penting banget, El. Lu akan tahu suatu saat nanti. Jadi mohon bersabarlah. Karna gw jamin lu akan tertawa.”

Elena : “Benarkah?”

Louis : “Hey, hey?! Apa yang lu rencanakan?!”

Belda : “Bukan urusan lu!”

Akhirnya, mereka pulang bersama-sama dengan Louis yang mengejar Belda dan Elena mengikuti mereka dari belakang. Canda tawa mereka kali ini lebih terang dari pada matahari. Semua kesalah pahaman telah terselesaikan. Kini mereka menjalani hari lebih meriah dengan anggota baru.

Elena, Belda, dan Louis, cerita mereka berakhir sampai sini. Bagaimana kelanjutan hidup mereka? Tak ada yang tahu. Hanya 1 hal yang dapat diketahui, bahwa sahabat yang berani bukan saja rela mati untuk kita. Tapi berani menghadapi takdir yang bukan untuknya melainkan untuk sahabatnya, dan dengan besar hati merelakannya. Dan dengan sahabat yang seperti itu, rintangan hidup akan lebih mudah dilewati.

The End

To Be Continued


It’s not totally the end. Please wait for the extra episodes.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar