Eps. 11 : Extra 1 – Pembicaraan 4
Mata
Setelah
Belda dan Louis jauh dari Elena, Louis membuka percakapan.
Louis : “Sekali lagi terima kasih karena
lu mengorbankan waktu lu untuk membuatkan gw cokelat ini. Dan gw tahu maksud
lu. Tapi,...”
Belda : “Tapi? Oh, kalau lu emang gak
suka gw gak apa-apa. Gw bisa ngerti. Tapi yang gw mau lu ambil cokelatnya, ya?”
ditolak. Heh, Belda! Memangnya lu bisa
berharap apa? Cowo setengah dewa menerima cewe jelata? Yang benar saja.
Louis : “Jika hanya itu masalahnya gw gak
bakal ambil pusing. Cuma... gw gak tahu apa ini pantas untuk gw katakan ke lu.
Tapi, gw suka sama teman lu.”
Seakan
petir pedang menghunus pada jantungnya. Belda tak bisa berkata kata. Dia tahu
dia tak punya hak untuk marah pada siapa pun.
Belda : “Oh, Elena. Tak masalah, lu
malah memilih pilihan yang tepat. Kalian memang cocok. Kalau begitu, gw pergi
dulu,ya.”
Louis : “Tunggu dulu. Gw butuh bantuan
lu!”
Belda : “Bantuan? Bantuan apa?”
Louis : “Gw tahu rasanya pasti aneh,
sudah nolak malah minta bantuan. Rasanya gak tahu diri gitu. Tapi gw gak tahu
lagi mau minta tolong ke siapa.”
Belda : “Ok, katakan saja. Gw gak
masalah. Nanti lihat apa yang bisa gw bantu.”
Louis : “Hari ini Valentine, perayaannya
juga sudah tinggal menghitung hari. Gw pikir gw mau nembak dia di perayaan itu.
Tapi, gw gak tahu banyak tentangnya.”
Belda : “Oh, kalau cuma itu gw bisa. Apa
yang ingin lu tahu? Tanyakan saja. Gw akan jawab apa yang gw tahu.”
Louis : “Bukan cuma itu. Di akhir acara
nanti gw akan perform. Dan gw maunya
nyanyi lagu yang dia suka. Cuma masalahnya adalah gw gak tahu versi lagu mana
yang dia suka. Jadi 1 bantuan lagi. Bisa, kan, lu jadi juru selama gw latihan?”
Belda : “Maksud lu sampai perayaan
nanti?! Itu kelamaan. Jika hanya 2-3 hari mungkin gw bisa. Tapi ini lebih dari
seminggu. Apa yang harus gw katakan pada Elena?! Gak mungkin, kan, gw bilang
kita pacaran? Tapi akhirnya lu malah nembak dia?”
Louis : “Kalau lu gak mau, gak apa-apa.
Gw bisa cari cara sendiri.”
Belda : “Bukannya gw gak mau. Kalau lu
merasa bersalah karna nolak gw tadi, gak apa-apa. Gw orangnya gampang move on. Dan gw juga bilang gw akan
bantu apa yang gw bisa. Tapi apa yang harus gw katakan pada Elena?!”
Louis : “Terserah katakan apa saja. Yang
penting dia tidak tahu tentang ini.”
Belda : Ya, ampun Belda! Kenapa lu malah melibatkan diri lu ke masalah yang
lebih rumit?! Padahal lu tinggal pergi. “Ok, gw akan bantu lu. Tapi gw gak
bisa jamin akhirnya. Dan gw mau lu sepakati 1 hal.”
Louis : “Apa itu?”
Belda : “Gw mau lu jadi my maid gw jika ternyata persahabatan gw
rusak gara-gara lu!”
Louis : “Iya, gw setuju.”
Belda : Cepet juga jawabnya. Apa dia seyakin itu? “Sudah selesai, kan?
Kalau gitu gw pulang dulu.”
Belda
pergi meninggalkan Louis yang tersenyum. Dalam hatinya yang sakit, ia terus
menguatkan diri. Karena dia tahu bahwa Elena juga suka pada Louis. Tapi yang
membuatnya gundah adalah ‘apakah persahabatan mereka bisa melewati ini?’
To Be Continued
Tidak ada komentar:
Posting Komentar