Pagi ini suasana perkotaan tetap sama. Bising suara jalan dan kantor terus mengitari sekelilingku. Tidak berbeda dengan bank. Suara orang bercakap meminta penyelesaian masalahnya atau bahkan hanya sekadar cetak buku tabungan, semua terjadi.
“Antrian
nomor 10.”
Aku
beranjak dari kursiku begitu nomor antrianku trerpanggil.
“Selamat pagi, Pak. Ada yang bisa dibantu?”