Cari

15 Mei 2020

Her Status and Mine

Cinta Segitiga - Siti Rahayu - Wattpad


Saat kau mendengar seorang perempuan dekat dengan lelaki yang sudah memiliki pasangan, apa yang ada di benakmu? Jijik, kesal, marah, tak habis pikir, genit, dan berbagai gambaran negatif pasti akan terbesit paling tidak sekali di kepala. Namun, pernahkah kalian mencari tahu akan kebenaran dari hubungan si lelaki sebelum menilai si perempuan?


Namaku Denada, mahasiswi tingkat dua di salah satu unviversitas ternama di pulau Jawa. Sekarang aku terjebak antara teman dekat yang berusaha untuk selalu membantu dan perempuan yang terlihat seperti ingin merebut pasangan orang lain. Bagaimana tidak? Kedekatan kami di mata orang sekitar seringkali disangka pacaran.

“Nad! Lagi mikir apaan, sih? Daritadi gue panggil gak dengar-dengar.”
Ini Elden, lelaki yang sedari tadi kuceritakan. Sosoknya memiliki bentuk tubuh ideal dengan warna kulit yang sedikit lebih gelap dariku. Hubungannya dengan pasangannya tidak begitu baik jauh sebelum kami saling mengenal. Namun status mereka tetap berjalan walau tak sering bertemu lagi karena merantau ke tempat yang berbeda.

“Bukan apa-apa,” jawabku. Elden menarik tanganku, menggenggamnya dengan kedua tangannya, dan berkata, “Gue tahu lu pasti lagi mikir hal yang menurut lu penting. Cerita saja! Mana tahu gue bisa kasih masukan.”

Aku tak tahu apa aku boleh untuk mengatakan ini atau tidak, tapi aku selalu menyukai sentuhan darinya. Rasanya segala resah bisa kutinggalkan untuk sementara. Rasa gundah dan gelisah tak mengusikku lagi. Aku menatapnya dan tersenyum tipis. “Tak perlu. Bukan hal yang penting,” balasku.

Elden kembali menarik tanganku, kali ini lebih keras hingga aku mendarat di dadanya. Ia memelukku dan berkata, “Tapi lu penting buat gue.” Perkataannya membuatku membalas pelukannya lebih erat.


Malam itu, aku berbaring lemah di atas ranjang kamar kos. Memandang langit-langit yang kosong. Aku tak tahu harus bagaimana, merasa apa, dan memikirkan apa. Satu-satunya yang ada di kepalaku hanya Elden. Entah sejak kapan, aku mulai menyadari bahwa yang aku inginkan adalah kehadiran dirinya yang lebih dari sebatas teman.

Aku menutup mataku dengan kedua tanganku. Bibirku bergerak dengan sendirinya mengukir senyum yang tak kurencanakan. “Berhentilah berharap, Nad…” ucapku pelan. “Lebih baik aku membereskan barang-barangku. Supaya besok pagi tak perlu terburu-buru sebelum pulang ke rumah.”


Kriiing… kriing….

Telepon genggamku bergetar. Aku melihat siapa yang ada di layar notifikasi. Elden. Namanya berada di kotak notifikasi paling atas. “Dia mengirim pesan apa padaku?”

Kubuka pesan dari Elden dan terlihat kalimat membuatku membuka mata lebih lebar. Nad, aku akhirnya sudah putus dengannya. Hanya satu kalimat pendek darinya. Aku tak tahu harus bereaksi bagaimana terhadap isi pesannya. Reaksi logis seseorang yang mengetahuinya adalah ikut bersedih atau menghibur orang itu. Namun jauh di lubuk hatiku, aku senang mendengarnya.

“Kau gadis jahat Nad,” kataku pada diriku sendiri sambil tersenyum. Aku membalas pesan Elden dengan kalimat yang kurasa akan cukup menghiburnya. Setelahnya, kurebahkan diriku ke atas ranjang kamarku. Menatap langit-langit kamar. Kali ini perasaanku terasa lebih ringan.


“Kau sudah kembali ke kos, Nad?” tanya Elden di ujung telepon.
“Iya, sudah. Kau?”
“Aku baru saja sampai. Masih ada dua hari sebelum kuliah kembali di mulai, mau hang out besok?”
Aku yang sedang dalam posisi terlentang di atas ranjang, langsung melompat kegirangan. “Iya, mau. Jam?” balasku dengan cepat.
Aku tak menyangka, dari semua teman dekat yang ada di sekitar kami. Ia lebih memilihku untuk hang out. Aku benar-benar tak sabar lagi bertemu dengannya lagi setelah tak melihat wajahnya selama sebulan.

Aku memperhatikan bayangan diriku yang ada di dinding town square yang mengilap. Merapikan rambutku untuk yang kesekian kalinya. Hingga akhirnya sebuah suara yang aku tunggu terdengar dari kejauhan.

“Denada!”

Aku melihat ke sumber suara. Terlihat sosok Elden berdiri tak terlalu jauh dariku. Aku berlari ke arahnya, membuka lenganku lebar, dan memeluknya. Elden sempat tersentak sejenak. Namun kemudian, ia membalas pelukanku.




pic src: https://a.wattpad.com/cover/121337448-352-k469212.jpg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar