
Saat kau mendengar seorang perempuan dekat dengan lelaki yang sudah memiliki pasangan,
apa yang ada di benakmu? Jijik, kesal, marah, tak habis pikir, genit, dan berbagai gambaran negatif pasti akan
terbesit paling tidak sekali di kepala. Namun, pernahkah kalian mencari tahu
akan kebenaran dari hubungan si lelaki sebelum menilai si perempuan?
Namaku Denada, mahasiswi tingkat dua di salah satu unviversitas ternama di
pulau Jawa. Sekarang aku terjebak antara teman dekat yang berusaha untuk selalu
membantu dan perempuan yang terlihat seperti ingin merebut pasangan orang lain.
Bagaimana tidak? Kedekatan kami di mata orang sekitar seringkali disangka
pacaran.
“Nad! Lagi mikir apaan, sih? Daritadi gue panggil gak dengar-dengar.”
Ini Elden, lelaki yang sedari tadi kuceritakan. Sosoknya memiliki bentuk
tubuh ideal dengan warna kulit yang sedikit lebih gelap dariku. Hubungannya
dengan pasangannya tidak begitu baik jauh sebelum kami saling mengenal. Namun
status mereka tetap berjalan walau tak sering bertemu lagi karena merantau ke
tempat yang berbeda.
“Bukan apa-apa,” jawabku. Elden menarik tanganku, menggenggamnya dengan
kedua tangannya, dan berkata, “Gue tahu lu pasti lagi mikir hal yang menurut lu
penting. Cerita saja! Mana tahu gue bisa kasih masukan.”
Aku tak tahu apa aku boleh untuk mengatakan ini atau tidak, tapi aku
selalu menyukai sentuhan darinya. Rasanya segala resah bisa kutinggalkan untuk
sementara. Rasa gundah dan gelisah tak mengusikku lagi. Aku menatapnya dan
tersenyum tipis. “Tak perlu. Bukan hal yang penting,” balasku.
Elden kembali menarik tanganku, kali ini lebih keras hingga aku mendarat
di dadanya. Ia memelukku dan berkata, “Tapi lu penting buat gue.” Perkataannya
membuatku membalas pelukannya lebih erat.
Malam itu, aku berbaring lemah di atas ranjang kamar kos. Memandang
langit-langit yang kosong. Aku tak tahu harus bagaimana, merasa apa, dan
memikirkan apa. Satu-satunya yang ada di kepalaku hanya Elden. Entah sejak
kapan, aku mulai menyadari bahwa yang aku inginkan adalah kehadiran dirinya
yang lebih dari sebatas teman.
Aku menutup mataku dengan kedua tanganku. Bibirku bergerak dengan
sendirinya mengukir senyum yang tak kurencanakan. “Berhentilah berharap, Nad…”
ucapku pelan. “Lebih baik aku membereskan barang-barangku. Supaya besok pagi
tak perlu terburu-buru sebelum pulang ke rumah.”
Kriiing… kriing….
Telepon genggamku bergetar. Aku melihat siapa yang ada di layar
notifikasi. Elden. Namanya berada di kotak notifikasi paling atas. “Dia
mengirim pesan apa padaku?”
Kubuka pesan dari Elden dan terlihat kalimat membuatku membuka mata lebih
lebar. Nad, aku akhirnya sudah putus dengannya. Hanya satu kalimat
pendek darinya. Aku tak tahu harus bereaksi bagaimana terhadap isi pesannya.
Reaksi logis seseorang yang mengetahuinya adalah ikut bersedih atau menghibur
orang itu. Namun jauh di lubuk hatiku, aku senang mendengarnya.
“Kau gadis jahat Nad,” kataku pada diriku sendiri sambil tersenyum. Aku
membalas pesan Elden dengan kalimat yang kurasa akan cukup menghiburnya.
Setelahnya, kurebahkan diriku ke atas ranjang kamarku. Menatap langit-langit
kamar. Kali ini perasaanku terasa lebih ringan.
“Kau sudah kembali ke kos, Nad?” tanya Elden di ujung telepon.
“Iya, sudah. Kau?”
“Aku baru saja sampai. Masih ada dua hari sebelum kuliah kembali di mulai,
mau hang out besok?”
Aku yang sedang dalam posisi terlentang di atas ranjang, langsung melompat
kegirangan. “Iya, mau. Jam?” balasku dengan cepat.
Aku tak menyangka, dari semua teman dekat yang ada di sekitar kami. Ia
lebih memilihku untuk hang out. Aku benar-benar tak sabar lagi bertemu
dengannya lagi setelah tak melihat wajahnya selama sebulan.
Aku memperhatikan bayangan diriku yang ada di dinding town square
yang mengilap. Merapikan rambutku untuk yang kesekian kalinya. Hingga akhirnya
sebuah suara yang aku tunggu terdengar dari kejauhan.
“Denada!”
Aku melihat ke sumber suara. Terlihat sosok Elden berdiri tak terlalu jauh
dariku. Aku berlari ke arahnya, membuka lenganku lebar, dan memeluknya. Elden
sempat tersentak sejenak. Namun kemudian, ia membalas pelukanku.
pic src: https://a.wattpad.com/cover/121337448-352-k469212.jpg
Tidak ada komentar:
Posting Komentar