Cari

17 Maret 2020

Andai Saja


Hasil gambar untuk penyesalan animasi cewe



Jari-jemari Dian terus bergerak tanpa henti, berusaha menyelesaikan sebuah sweater rajut yang terbuat dari bahan benang wol. Ditemani dengan suara rintik hujan dan alunan lagu dari handphone miliknya. Setiap lagu yang berganti memunculkan memori masa lalunya dengan Elion.


Lagu “I Do Adore” yang dinyanyikan Mindy Gledhill membawanya pada hari di mana ia dan Elion pertama kalinya menghabiskan waktu berdua. Setiap lagu yang berganti memunculkan berbagai kenangan yang berbeda-beda di benak Dian. Dari kenangan pertama di mana mereka pertama kali bertemu di tengah teman-teman seangkatan, pertemuan untuk tugas kelompok OSPEK jurusan, lalu berbagai tugas kuliah. Semua menjadi alasan mereka saling bertatap muka.

Sosok Elion yang ia kira membosankan ternyata memiliki sisi yang penuh perhatian. Sosok perhatian dari Elion inilah yang mengantarkan mereka hingga menjadi dua insan yang sangat dekat. Kehadiran Elion seakan menjadi keharusan di hari-hari Dian. Meski mereka tak saling bertemu, paling tidak mereka berkomunikasi melalui media sosial.

Semakin banyak kenangan yang Dian ingat, semakin cepat jarinya bergerak dan semakin lebar bibirnya mengukir senyum. Begitu banyak yang telah mereka lewatkan dari semester pertama hingga akhir perkuliahan. Entah itu senang, sedih, atau bahkan konyol. Seperti saat-saat mereka sedang mempersiapkan diri untuk wisuda. Waktu itu adalah masa paling membahagiakan bagi mereka berdua karena mereka dapat lulus dan wisuda di waktu yang sama.

Ingatan akan masa itu menarik senyum Dian semakin lebar hingga menunjukkan gigi-gigi putihnya. Namun, memori waktu wisuda membuatnya teringat suatu kejadian yang tak pernah ingin ia ingat lagi. Jarinya langsung berhenti bergerak, bibirnya kaku, dan tubuhnya kini membatu. Ruangan yang semula dipenuhi aura yang menyenangkan kini menjadi suram.

Tetesan air mata perlahan berkumpuln di kantung matanya. Ia berusaha menahan agar air matanya tak jatuh menelusuri pipinya yang begitu merindukan sentuhan Elion. Namun, tangisannya pecah begitu lagu “Kemarin” dari band Seventeen terputar dari handphone miliknya. Sambil memeluk sweater yang hampir selesai dirajut, ia menangis sejadi-jadinya. Kini ruangan dipenuhi oleh suara tangisnya.

“Pa,Padahal… rasanya baru kemarin… kita bersama. Berdua… menghabiskan waktu,” ucapnya di sela-sela tangisannya. Berbagai memori indah yang mereka rangkai, yang terkadang membuat iri teman-teman lain, sekarang menjadi hal yang paling menyakitkan untuknya. Kedatangan Elion dalam hidup Dian tidak disangka-sangka, begitu pun kepergiannya.

Waktu berlalu sangat lama hingga akhirnya Dian dapat menenangkan diri. Ia beranjak dari kursinya dan berdiri di depan perapian sambil menggenggam sweater rajutnya. Sembari memandangi sweater yang tidak ia selesaikan itu dengan mata sembab, ia berkata, “Andai aku menyelesaikan rajutan ini lebih cepat, aku pasti dapat melihat dirimu memakainya paling tidak sekali. Sekarang untuk apa aku selesaikan?”

Dengan tangannya yang lain, ia keluarkan selembar foto dari kantung celananya. Setelah melihat foto itu selama beberapa saat, ia melempar kedua barang tersebut ke arah perapian. Membiarkan keduanya hangus bersama dengan kenangan masa lalunya diiringi lagu “Harusnya Aku” oleh Armada.



pic src : https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fjalantikus.com%2Ftips%2Fgambar-anime-sedih%2F&psig=AOvVaw1FUlCWUtNsRsqAryQcsKIQ&ust=1584501378955000&source=images&cd=vfe&ved=0CAIQjRxqFwoTCKiX-e_FoOgCFQAAAAAdAAAAABAD

Tidak ada komentar:

Posting Komentar